NDORO MAD (TOKOH NU DARI GRABAG)




Almarhum KH.R. Achmad atau yang lebih dikenal dengan Ndoro Mad (KH. Raden Bendoro Achmad) yang berasal dari Gowak Grabag Magelang merupakan salah satu tokoh masyarakat ulama, politisi dan penggerak Nahdotul Ulama di MWC Grabag dan cabang Kab.Magelang era 1965 sampai 1995.
Dalam silsilahnya, Ndoro Mad ternyata masih keturunan kerajaan Demak Bintoro ( dari Raden Fatah/Sultan Demak pertama) dari jalur Raden Trenggono. Ndoro Mad lahir di Gowak Magelang pada 13 September 1914, wafat pada ahad legi bulan Robiul Akhir 1414/25 September 1995 dan di makamkan di Blambangan Gowak, Grabag, Magelang.
Beliau pertama kali menikah dengan ibu Siti Komariyah, dikaruniai 4 orang anak, yang masih hidup dua yaitu ibu Farida yang tinggal di Jakarta dengan dua anak dua cucu dan bapak Farchan yang kini tinggal di Semarang dengan tiga anak  dan empat cucu. Beberapa tahun setelah sang istri Ndoro Mad wafat, beliau  menikah lagi dengan ibu Aliyah dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu; ibu Fazilah dengan dua putra, ibu Faizah dengan satu putra dan Bp  Fauzi dengan satu putri. Dengan demikian cucu (putu) dan cicit Ndoro Mad semuanya berjumlah lima belas orang.
Krir di NU
Dalam pengembangan dan penyebaran islam di wilayah kecamatan Grabag, beliau mendirikan mushola Al-Ikhlas yang kini berdiri kokoh di belakang rumahnya yang di bangun sekitar tahun 1970-an bersama masyarakat Gowak dan sekitarnya. Ndoro Mad secara bergantian mengisi kuliah subuh dan isyak bersama Alm KH Anwari yang sekarang di teruskan oleh KH.Ishadi Azhari dan Ustad Asrori. Menurut salah satu putra bungsu dari istri kedua, yaitu Bp Fauzi, mushola tersebut pada awal pembangunan, batu untuk pondasinya diambil dari sungai Mbolong oleh masyarakat Gowak dan sekitarnya dengan berjalan kaki dari sungai Mbolong sampai lokasi mushola Al Ikhlas Gowak.

Ndoro Mad termasuk gigih, giat dan aktif bersama Alm Ky Syamsuri Anwar tahun hafidz (mbah Syam) Sawahan Grabag. Hal ini diperkuat oleh pendapat Alm KH.Syamsudin Jazuli,ponggol Grabag(mantan anggota DPRD kab.Magelang dari Golkar). Termasuk juga dalam menjalankan roda Jam’iyah NU MWC Grabag. Ndoro Mad bersama Mbah Syam merintis berdirinya beberapa pengajian selapanan di wilayah kecamatan Grabag.
Ndoro Mad juga rutin mengisi Khutbah jum’at setiap selapan (35 hari) sekali di beberapa masjid, diantaranya setiap Jum’at Legi di masjid Najrul Falah Sawahan Grabag dan Jum’at Kliwon di masjid Kaligandu Grabag. Sedang menurut Mbah Syam dalam kegiatan NU, GP ANSOR, FATAYAT, IPNU atau IPPNU di wilayah Grabag dan sekitar, Ndoro Mad selalu  menyempatkan waktu untuk hadir. Sehingga dulu ada Kebanggan jika pelantikn NU dan Badan Otonomnya justru yang Melantik Kyai Sepuh atau Ulama’ dari NU, termasuk diantaranya Ndoro Mad atau Mbah Syam dan tempatnya pun di Srambi masjid atau mushola yang bersamaan dengan peringatan hari besar Islam atau Selapanan rutin.
Terjun di Politik
Dalam bidang politik Ndoro Mad pernah menjabat ketua DPRD kab.Magelang dari Partai NU, 1967 -1971, ketika Bupati Magelang saat itu H.Achamd yang juga pernah menjadi Wagub Jateng dan ketua PWNU Jateng. Sebelum menjabat sebagai Ketua DPRD, Ndoro Mad bertugas di Departemen Penerangan Kab.Magelang.
Dalam piagam penghargaan yang diberikan oleh Bupati Kepala daerah tingkat II Magelang, Alm Raden Achmad tercatat berprestasi sebagai ketua DPRD Kab.Dati II Magelang dari 1957-1971 (selama 14 tahun) yang ditandatangani Bupati Magelang Drs.AL Soelistiya, pembantu Gubernur Jawa Tengah wilayah Kedu.
Sifat yang perlu diteladani
            Sifat yang perlu diteladani dari Ndoro Mad adalah, sikap disiplin yang tinggi, serius, dan penuh tanggung jawab.
Ndoro Mad di mata masyarakat terkenal ramah terhadap siapa saja, dan selalu menghargai orang lain. Selain itu Ndoro Mad juga mempunyai jiwa sosial yang tinggi, penuh kewibawaan, dan karismatik.
            Sifat sederhana yang dimiliki Ndoro Mad juga menjadikan beliau dekat dengan masyarakat.


Karya tulis ini dibuat oleh:
Faradila Andhika Oktavia
Siswi MA Rohmatullah Cokro


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer